Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon
besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap. Menurut
mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan
seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60
km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari,
Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.
Istilah genderuwa yang sebenarnya diduga berasal dari bahasa Kawi
gandharwa yang berakar dari bahasa Sansekerta gandharva. Gandharwa dalam
kepercayaan Hindu dan Buddha (yang merupakan kepercayaan dominan di
zaman kerajaan Hindu Buddha di nusantara) digambarkan sebagai makhluk
berwujud manusia berjenis kelamin pria yang tinggal di kahyangan.
Mitos genderuwa sebagai makhluk gaib sendiri diduga berakar dari mitos
kuno Persia gandarewa. Dalam mitos Persia, gandarewa adalah siluman air
Persia yang terus-menerus mencoba untuk memakan hal-hal baik yang
tercipta dalam mitos penciptaan Persia dan akhirnya akan dikalahkan oleh
pahlawan Keresaspa.
Genderuwa dipercaya dapat berkomunikasi dan melakukan kontak langsung
dengan manusia. Berbagai legenda menyebutkan bahwa genderuwa dapat
mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik seorang manusia untuk
menggoda sesama manusia. Genderuwa dipercaya sebagai sosok makhluk yang
iseng dan cabul, karena kegemarannya menggoda manusia terutama kaum
perempuan dan anak-anak.
Genderuwa kadang senang menepuk pantat perempuan, mengelus tubuh
perempuan ketika sedang tidur, bahkan sampai memindahkan pakaian dalam
perempuan ke orang lain. Kadang genderuwa muncul dalam wujud makhluk
kecil berbulu yang bisa tumbuh membesar dalam sekejap, genderuwa juga
gemar melempari rumah orang dengan batu kerikil di malam hari. Salah
satu kegemaran genderuwa yang paling utama adalah menggoda istri-istri
kesepian yang ditinggal suami atau para janda, bahkan kadang genderuwa
bisa sampai melakukan hubungan seksual dengan mereka.
Dipercaya bahwa benih daripada genderuwa dapat menyebabkan seorang
wanita menjadi hamil dan memiliki keturunan dari genderuwa. Menurut
legenda, genderuwa memiliki kemampuan gendam untuk menarik wanita agar
mau bersetubuh dengannya. Kemampuan hubungan seks genderuwa juga
diyakini amat luar biasa, sehingga wanita-wanita korban pencabulannya
seringkali merasakan puas dan nikmat yang luar biasa apabila berhubungan
badan dengan genderuwa.
Namun biasanya wanita korban yang disetubuhi oleh genderuwa tidak akan
sadar sedang bersetubuh dengan genderuwo karena genderuwo akan menyamar
sebagai suami atau kekasih korban dalam melakukan hubungan seks.
Disebutkan pula kalau genderuwa memiliki libido dan gairah seksual yang
besar dan jauh di atas manusia, sehingga ia amat mudah terangsang
melihat kemolekan perempuan dan membuatnya menjadi makhluk yang senang
menggoda perempuan.
Ada legenda menyatakan genderuwa kadang senang bersemayam di dalam rahim
Genderuwa (dalam pengucapan
Bahasa Jawa: “Genderuwo“) adalah mitos Jawa tentang sejenis bangsa jin
atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar
dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut
lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwa dikenal paling banyak
dalam masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia. Orang Sunda menyebutnya
“gandaruwo” dan orang Jawa umumnya menyebutnya “gendruwo“.
perempuan.
Perempuan yang rahimnya disemayami oleh genderuwa akan memiliki gairah
seks yang tinggi dan tak mampu menahan gairahnya. Si perempuan akan
senang melakukan hubungan intim. Apabila pasangan si perempuan tak mampu
mengimbangi gairahnya, maka si perempuan takkan segan mencari pasangan
lain. Hal ini terjadi karena gairah si wanita dikendalikan oleh
genderuwa, apabila si wanita melakukan hubungan intim, maka si genderuwa
yang bersemayam di rahimnya juga akan merasakan nikmat dari hubungan
intim yang dilakukan wanita tersebut.
Dalam kepercayaan Jawa,
tidak semua genderuwa bersifat jahat, ada pula genderuwa yang bersifat
baik. Genderuwa yang bersifat baik ini dipercaya biasanya menampakkan
wujudnya sebagai seorang kakek tua berjubah putih yang kelihatan amat
berwibawa. Genderuwa yang baik tidak bersifat cabul seperti saudara
sebangsanya yang bersifat jahat, genderuwa yang baik seringkali membantu
manusia seperti menjaga tempat gaib atau rumah dari orang yang berniat
tidak baik, bahkan perampok. Pernah juga terdengar bahwa genderuwa yang
bersifat baik kadang-kadang membantu menyunat anak-anak dari keluarga
tidak mampu yang saleh beribadah.
ASAL USUL GENDERUWA / GENDERUWO
Asal-usul
genderuwa dipercaya berasal dari arwah orang yang meninggal secara
tidak sempurna, bisa akibat bunuh diri, penguburan yang tidak sempurna
ataupun kecelakaan sehingga arwah orang tersebut merasa penasaran dan
belum mau menerima kematiannya. Genderuwa tidak dapat dilihat oleh orang
biasa tapi pada saat tertentu dia dapat menampakkan dirinya bila merasa
terganggu. Dipercaya bahwa tidak semua genderuwa jahat, karena ada pula
yang baik dan sikap mereka tergantung bagaimana manusia bersikap,
apakah mau berteman atau bermusuhan dengan genderuwa tersebut.

referensi forum kaskus
Menurut
cerita yang lain juga diceritan, sering kita dengar bahwa gendruwo
adalah jenis syetan yang sangat menakutkan dan mampu menyamar menjadi
manusia laki laki, dan ada juga yang mengaku sebagai anak dari hasil
perkimpoian silang antara manusia dan gendruwo, apakan itu dapat di
buktikan secara ilmiah...???
sesungguhnya gendruwo adalah jenis
syetan dari salah satu dzuriyyah iblis yang bernama "walhan dan abyad"
yang gagal dalam tugasnya menggoda manusia yang memiliki ketaqwaan yang
tinggi, oleh karena kegagalan itulah iblis sangatlah murka dan merubah
wujud walhan dan abyad menjadi lebih mirip dengan manusia, karena di
alam mereka wujud manusia dianggap sangatlah buruk dan hina, iblis
merasa bentuk dan wujudnya lebih sempurna dari bentuk manusia, seperti
yang tercantum di dalam kitab Suci Al-Qur'an :
"sesungguhnya aku (iblis) lebih mulia dari pada Adam, penciptaan ku (iblis) dari api, dan penciptaan dia (Adam) dari tanah."
begitu
murkanya iblis kepada walhan dan abyad karena inti dari pada kerusakan
di dunia ini adalah apabila mereka mampu dan berhasil menggoda para
'Alim 'ulama dan para tokoh kebajikan hingga mereka mati dalam keadaan
su'ul khatimah dan meninggalkan permusuhan dan fitnah di muka bumi ini.
dimanakah tempat mereka dan apa saja yang mereka lakukan...?
Mereka
di tempatkan di dalam hutan yang paling dalam, ada pula yang di
tempatkan di sebuah perbukitan batu karang di lautan atau pulau kosong
di tengah lautan, sebenarnya mereka sangatlah menderita karena kemurkaan
iblis, iblis hanya mengizinkan mereka keluar dari tempatnya hanyalah
sebentar saja, yaitu menjelang fajar hingga terbit ( masuknya saat
Shalat Subuh hingga tampak awan mulai berwarna merah sebelum tampak
matahari).
Mereka hanya menggunakan waktu singkat tersebut hanya
untuk sekedar mencari sisa makanan dari manusia yang kotor (makanan yang
mubadzir) dan mencoba mengembalikan kepercayaan iblis dengan sekedar
menggoda manusia yang baru bangun dari tidur mendorong manusia tersebut
untuk melakukan hubungan suami istri (bila yang dimasuki adalah rumah
manusia yang telah syah menjadi suami istri) hingga melalaikan Sholat
(terlambat waktunya),
untuk manusia yang belum bersuami ataupun
istri maka syetan jenis ini menggoda dengan meniupkan khayalan khayalan
kotor hingga manusia tersebut cendrung memelakukan hal hal yang
memuaskan nafsunya daripada melakukan ibadah wajib.
apa jenis syetan yang membantu para dukun santet dsb dan syetan pesugihan..?
Dalam
kitab nashoihul ibad, kita mengenal jenis dzurriyyatul Iblis yang
bernama “Tabarrun”, jenis syetan ini yang langsung di pimpin oleh
“azazil” putra iblis, Tabarrun memerintah semua dzurriyyah iblis sesuai
dengan fungsinya masing masing untuk menggoda manusia ke jalan
kesesatan. Yang terpenting dari semua jenis syetan (sembilan dzuriyyatul
iblis) berusaha menjerumuskan manusia kedalam dosa Syirik.
Tabarrun
adalah pos terakhir para dzuriyyah iblis yang apabila manusia telah
terseret kedalam kesesatan dan telah sempurna kerusakan hatinya hingga
memiliki sifat iri,dengki,hasud,riyya, serakah dan lain sebagainya serta
manusia telah benar benar takut akan menjadi terhina dalam kemiskinan
dan kesengsaraan maka menjadi jauhlah manusia tersebut terhadap Sang
Pencipta. Maka tabarrun yang telah mempersiapkan “berhala-berhala” sejak
zaman Nabi Idris AS (baca sejarah dalam tafsir Al-Qur’an setelah
wafatnya Nabi Idris AS tentang enam pemuda shalih) dan telah
mempersiapkan pengikut pengikutnya dari bangsa manusia sejak zaman itu
akan menunggu dan mengikat manusia sesat dengan perjanjian yang
menyesatkan dan Allah SWT akan menetapkan manusia ini termasuk kedalam
kategori “kaum musyrikin” ahli neraka, Na’udzubillah….
Contoh
yang popular di Indonesia mengenai tempat pemujaan yang bernama “Gunung
kawi”, yang konon katanya tempat tersebut adalah sarana pemujaan ingin
kaya bagi manusia manusia bodoh yang putus asa dan ingin kaya tanpa
usaha, padahal kalau kita melihat sejarah tempat tersebut adalah salah
satu tempat bersejarah dimana terdapat makam para Pahlawan islam yang
berjuang melawan penjajah di negri ini, Pasarean Gunung kawi adalah
tempat pemakaman dua tokoh agama islam kharismatik pengikut setia
P.Diponegoro.dari kraton Mataram abad ke 19 yaitu makam Kanjeng kiyai
zakariya II dan R.M Imam Soejono.
Yang pertama disebut adalah
keturunan penguasa mataram Kartasura yang memerintah pada abad 18,
sedang yang kedua adalah keturunan penguasa mataram yogyakarta yang
memerintah pada abad yang sama. Mereka adalah guru dan murid kiyai
dzakariya II atau RM.Suryokusumo.adalah keturunan kiyai zakariya I, yang
mana kiyai zakariya I adalah anak dari B.P.H Diponegoro.
Setelah
P.diponegoro ditangkap belanda di magelang. Kiyai dzakariya I dan
muridnya melanglang buana dengan menggunakan nama sajoego atau lebih
dikenal dengan sebutan mbah joego.
RM.Imam soejono
(Mbah.kromorejo) adalah keturunan dari R.A Tumenggung Noto Dipo dan
K.R.Tumenggung Notodipo atau cicit dari SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO I
RM.Imam soejono menikah dengan R.Ayu Saminah lasykar prajurit wanita
dari lasykar Diponegoro LASYKAR LANGEN KUSUMO.
Kiyai dzakariya II
meninggal di padepokannya di desa sanan jugo kecamatan ksamben blitar
Tggl 1 bulan zul hijjah 1799 atau 22 Januari 1871. RM.Imam soejono
meninggal pada 12 Muharram 1805 atau 8 Februari 1876.
Dan sejak
tahun 1470an tabarrun yang bertugas di Indonesia yang telah lama
mendiami Gunung Gunung di Negara ini telah berusaha untuk mentalbiskan
tiap sejarah yang sebenarnya di mata masyarakat kita.
Hingga banyak
nya pendapat yang tak bersumber secara haq mensukseskan dzuriyyah iblis
ini dan dengan leluasa mengumpulkan para pengikutnya dari bangsa manusia
untuk memperkuat kekuasaannya di muka bumi ini,krena pada hakekatnya
mereka membutuhkan manusia manusia kotor untuk dijadikan alat dan tempat
mereka membuktikan secara nyata keberadaan mereka dengan berbagai ilmu
yang bisa di rasakan langsung oleh manusia (kahan aw arofan =Dukun
santet ,pelet dan tukang ramal atau lain sebagainya yang jauh dari
pengamalan hukum hukum syar’iyyah).

Mitos ritual pemanggilanBanyak
kalangan mempercayai salah satu cara memanggil genderuwa adalah dengan
membakar sate gagak. Diyakini, burung gagak adalah makanan kesukaan
sekaligus binatang peliharaan genderuwa, dalam hal ini seperti manusia
yang memelihara ayam.
Untuk melakukan ritual ini, subyek yang
ingin bertemu dengan genderuwa diyakini harus mengikuti tata cara khusus
untuk membuat sate gagak. Tata cara tersebut umumnya digambarkan
sebagai berikut: setelah berhasil menangkap burung gagak, burung gagak
tersebut disembelih dengan pisau yang sangat tajam. Alasannya, ketajaman
mata pisau akan mempengaruhi lancar tidaknya darah yang mengalir keluar
dari bekas luka yang ditimbulkan; berikutnya adalah mencabuti bulu-bulu
hitam gagak yang kasar sehingga benar-benar bersih. Selanjutnya, daging
yang sudah bersih ditelikung seperti halnya kalau membuat ingkung ayam.
Baru kemudian, bisa dibakar di atas perapian.
Hal terpenting
dari ritual ini dipercaya adalah pengucapan rapalan mantra khusus agar
genderuwa selain mencium bau makanannya juga dapat mendengar panggilan.
Mantra pemanggil genderuwa diyakini hanya dimiliki segelintir orang saja
dan tidak sembarang diberitahukan akan. Sifat kerahasiaan ini telah
banyak digunakan untuk penipuan demi mendapat keuntungan. Tempat yang
diyakini paling tepat untuk melakukan ritual pemanggilan ini adalah
tempat yang terbuka, agar bau burung gagak yang dibakar menyebar ke
segala arah dibawa oleh angin dan bisa mengundang genderuwa mendatangi
tempat tersebut.
Mitos dalam perjudian
Ritual
mengundang genderuwa yang lengkap dengan segala sejajinya banyak
dilakukan orang, terutama yang berkepercayaan tradisional di pulau Jawa.
Hal ini berkaitan dengan maraknya judi togel yang dahulu dikenal dengan
istilah “nomor buntut” atau “nomor jitu“. Para praktisi tersebut
meyakini bahwa dengan mengundang genderuwa, keinginan untuk mendapat
nomor yang beruntung bisa terpenuhi dan dengan berbekal sedikit
keberanian, keuntungan besar bakal gampang mereka peroleh.
Hal
unik yang terjadi dalam ritual pemanggilan genderuwa hingga permintaan
untuk menyebutkan “nomor jitu” adalah dilakukannya tawar menawar seperti
layaknya jual beli pedagang di pasar. Diyakini bahwa setelah genderuwa
keluar dari sarang mereka setelah mendengar rapalan mantra berikut bau
daging gosong gagak terpanggang, praktisi harus secepatnya meminta apa
yang mereka inginkan sebelum genderuwa mencuri atau memakan umpan sate
burung gagak sebelum mengucapkan permintaan. Sebab, jika genderuwa telah
kenyang akan segera menghilang pergi tanpa mau memberikan jawaban yang
diinginkan pemanggilnya.
Dalam budaya populer
Mitos
genderuwa telah banyak digunakan dalam banyak media hiburan, terutama
dalam cerita fiksi horor dan film horor dari Indonesia maupun di
Malaysia di mana komunitas Jawanya masih mempraktekkan kepercayaan dan
budaya Jawa. Mitos genderuwo pernah diangkat ke kisah drama di layar
lebar dalam film Gondoruwo (1981) yang disutradarai Ratno Timoer.
Mitos
genderuwo juga banyak diangkat menjadi cerita fiksi hiburan di era
1990-an, seperti komik roman mistis bersambung “Si Denok” yang dimuat di
harian Suara Merdeka tahun 1990-an di Indonesia. Film horor Genderuwo
yang dirilis tahun 2007 di Indonesia juga meminjam banyak unsur cerita
dari mitos genderuwa.
Di Indonesia pada dekade 90-an sempat tenar
figur “Tebo Si Manusia Misterius” yang diorbitkan oleh grup hiburan
keliling “Wahana Misteri“. Tebo lahir di Jember, Jawa Timur pada tahun
1970, yang menarik dari tokoh ini adalah bahwa dia dilahirkan dengan
ciri fisik abnormal dimana bulu tumbuh di sekujur tubuhnya dan juga
ukuran tubuhnya yang amat besar. Oleh karena inilah Tebo diberitakan
oleh masyarakat sebagai hasil kawin silang antara manusia dengan
genderuwo, berita ini disajikan oleh pihak Wahana Misteri dengan
mengemas pertunjukan Tebo dengan kisah mistis yang cukup menarik sebagai
asal usulnya.
Dalam konteks internasional, versi Persianya,
yaitu gandarewa telah dipinjam ke dalam permainan video RPG / permainan
peran Final Fantasy X asal Jepang tahun 2001. Dalam permainan video ini
gandarewa adalah salah satu dari banyak makhluk monster musuh yang
mempunyai kekuatan magis.
Sumber : Suyono, R.P. 2007. “Dunia
Mistik Orang Jawa: Roh, Ritual, Benda Magis“. Penerbit LKiS. ISBN:
979-97853-6-7. ISBN 13: 978-979-97853-6-7